Kamis, 24 Januari 2013

Riwayat Senjata Api Genggam PISTOL
Parabellum-Pistole (Luger) yang digunakan tentara Jerman pada Perang Dunia II. Pistol merupakan senjata api yang bisa ditembakan dengan satu tangan. Kata 'pistol' mulai digunakan untuk mendeskripsikan senjata api genggam pada abad ke-18. Pada abad ke-15 pistol berarti sebuah pisau kecil yang bisa disembunyikan di dalam pakaian. Pistol atau senjata api genggam dibagi menjadi dua jenis utama. Revolver, yang menggunakan kamar peluru yang berputar. Dan pistol biasa, yang kamar pelurunya menyatu dengan laras. Pistol menggunakan kaliber peluru yang bervariasi, dari .22 sampai .50 cal. JENIS-JENIS PISTOL FLINTLOCK
Pistol Flintlock Perwira Perancis tahun 1800 --> Flint = Batu Api, Batu Geretan Mekanisme flintlock sudah dikenal sejak abad ke-16. Mekanisme ini juga dipakai pada senapan, 100 tahun kemudian. Flintlock juga kadang disebut kunci (lock) Perancis, karena ditemukan oleh Marin le Bourgeoys, seorang pembuat senjata dari Perancis, yang bekerja untuk Raja Henry IV.
Marin le Bourgeoys Ia menemukan mekanisme ini sekitar tahun 1610. Cara kerjanya sangat sederhana, ketika pelatuk ditarik, percikan api akan muncul dan meledakkan bubuk mesiu.
Mekanisme Flintlock R E V O L V E R
Revolver Smith & Wesson Military & Police Revolver, sesuai arti katanya yaitu 'berputar' (revolve), menggunakan silinder berputar yang berisikan kamar peluru. Silinder ini berisikan lima sampai sembilan peluru, sesuai besar revolver dan jenis peluru yang dipakai. Setelah ditembakan, tergantung dari mekanismenya, silinder dapat langsung berputar, atau harus diputar secara manual dengan cara menarik hammer menggunakan jempol. Kalau dibandingkan dengan pistol otomatis, pengoperasian revolver lebih mudah dan terkadang lebih handal, mengingat sederhananya mekanisme yang digunakan. PISTOL SEMI OTOMATIS
Pistol Amerika Serikat, Kaliber .45, M1911 Pistol semi-otomatis modern menggunakan magazen untuk menyimpan pelurunya. Pistol ini sudah menggantikan pistol revolver dalam pemakaiannya pada militer dan kepolisian modern. Pistol semi-otomatis memiliki kapasitas peluru yang besar, sampai 20 butir pada tipe-tipe tertentu. Pistol ini secara otomatis mengeluarkan selongsong peluru dari kamar peluru, lalu mengambil peluru baru dari magazen. Ini dilakukan dengan menggunakan energi yang dihasilkan oleh ledakan peluru. Ledakan peluru akan menggerakan sistem gas untuk mendorong hammer, sekaligus juga bagian atas pistol, kebelakang. Pada saat bagian ini mundur ke belakang, selongsong peluru akan terlempar dari kamar peluru, dan peluru baru akan masuk mengisi kamar peluru dari magazen. PISTOL OTOMATIS
Pistol mesin Micro Uzi. Pistol otomatis (machine pistol), adalah pistol yang memiliki kemampuan menembak full-otomatis. Pistol jenis ini termasuk jarang dipakai oleh satuan kepolisian, yang lebih memilih memakai submachine gun, karena pistol mesin sulit dikontrol dan kurang akurat. Kebanyakan pistol mesin memiliki aksesori tambahan untuk meningkatkan kinerjanya, seperti perpanjangan magazen, pegangan depan, dan popor bahu. PISTOL MITRALIUR
MP5A3 tanpa magazin. MP5 merupakan salah satu pistol mitraliur modern yang banyak digunakan oleh satuan kepolisian. Pistol mitraliur (bahasa Inggris: submachine gun, biasa disingkat jadi SMG) adalah senjata api yang menggabungkan kemampuan menembak otomatis senapan mesin dengan amunisi pistol. Konsep senjata api seperti ini pertama kali dicoba pada tahun 1900-an, yaitu pistol yang diberi popor dan menembak secara otomatis. Rancangan yang sungguh-sungguh baru muncul pada akhir Perang Dunia I, sebagai pengembangan dari pistol berpopor sebelumnya, dan untuk digunakan pada perang parit. Pistol mitraliur mulai banyak digunakan pada Perang Dunia II, sebagai senjata untuk prajurit garis depan dan pasukan khusus. Sekarang, pistol mitraliur banyak digunakan oleh satuan polisi dan satuan paramiliter. Pistol mitraliur sangat cocok untuk digunakan pada pertempuran jarak dekat di perkotaan, dimana kemampuan menghujani peluru ke target lebih penting dari jarak jangkuan dan keakuratan. Pistol mitraliur juga dibuat populer pada tahun 1920-an dan 30-an sebagai senjata mafia, khususnya pistol mitraliur Thompson, yang dikenal dengan julukan "Tommy Gun". SEJARAH PERANG DUNIA I Pistol mitraliur muncul pada akhir Perang Dunia I. Dan pistol mitraliur ditempa oleh kerasnya pertempuran di peperangan parit, yang telah menjadi pertempuran yang konyol dan brutal, menggunakan pistol, granat, bayonet, sampai alat gali yang ditajamkan.
Pistol mitraliur Jerman Bergmann MP18. Italia adalah negara pertama yang mengembangkan senjata tipe pistol mitraliur, dengan julukan Villar Perosa. Diperkenalkan pada tahun 1915, senapan ini sering dianggap sebagai pistol mitraliur pertama karena menembakan peluru pistol 9 mm Glisenti. Senapan ini sebenarnya dikembangkan untuk dipakai senjata pesawat terbang, tapi akhirnya sampai ke tangan infanteri, untuk digunakan sebagai senjata jarak dekat dan sebagai senapan mesin ringan. Desain unik ini akhirnya dikembangkan menjadi pistol mitraliur tradisional, Beretta 1918. Tapi pistol mitraliur yang pertama adalah senapan buatan Jerman, Bergmann MP18, walaupun Beretta 1918 sudah dipakai duluan sebelum MP18, MP18 sudah menjalani tes prototip sejak tahun 1916. Desain Bergmann dibuat khusus sebagai pistol mitraliur, dengan popor khusus pistol otomatis, dan menggunakan peluru 9mm Parabellum dengan magazen keong. Pistol mitraliur Thompson juga sedang dikembangkan pada waktu yang sama dengan desain Bergman dan Beretta, tapi pengembangan ditunda ketika Amerika Serikat dan si perancang senjata ikut memasuki perang. Desain Thompson baru diselesaikan setelahnya, dengan desain mekanisme yang berbeda dari Beretta 1918 dan MP18, tapi terlambat menjadi pistol mitraliur desain khusus pertama yang dipakai di medan perang, karena Perang Dunia I sudah usai.
Pistol mitraliur Thompson yang dipakai angkatan bersenjata Amerika Serikat Pada masa diantara perang, pistol mitraliur terkenal menjadi senjata mafia, yaitu gambaran ikonik gangster dengan jas panjang menembakan pistol mitraliur Thompson dengan magazen drum. Ini sempat mengakibatkan beberapa perencana militer untuk menghindari dipakai pistol mitraliur. Tapi akhirnya pistol mitraliur secara bertahap diterima oleh militer, dengan sejumlah negara merancang desain masing-masing, mulai tahun 1930-an. Uni Soviet mengembangkan PPD34 and PPD38, Perancis mengembangkan MAS-35 menjadi MAS-38. Jerman memperbarui MP18 menjadi MP28/II dan MP34. Dan pada akhirnya Nazi Jerman mengadopsi MP38, yang uniknya, tidak memakai bagian-bagian dari kayu. Italia juga banyak memperbaiki desain mereka, dengan tujuan utama mengurangi biaya produksi, serta memperbaiki kualitas dan berat.
Pistol mitraliur MP40 Jerman Pada awal Perang Dunia II, dalam invasi Nazi Jerman ke Polandia, produksi MP38 baru dimulai dan baru beberapa ribu yang dipakai, tapi pistol mitraliur ini ternyata sangat digemari, khususnya dalam pemakaiannya di perkotaan. Dari desain MP38, dirancanglah pistol mitraliur serupa, yaitu MP40, yang lebih aman dan lebih murah untuk diproduksi. MP40 dirancang untuk menggunakan alumunium, dan berhasil dibuat lebih ringan dari MP38 karena memakai besi cetak yang lebih ringan dari besi machined. Inggris pada awalnya mengadopsi pistol mitraliur Lanchester yang merupakan tiruan dari MP28/II Jerman. Tapi karena tingginya biaya yang dibutuhkan serta lamanya waktu produksi, Inggris merancang pistol mitraliur mereka sendiri, yaitu Sten. Saking murah dan mudah diproduksinya Sten, pada akhir Perang Dunia II Jerman juga meniru rancangan Sten dan membuat tiruannya, yang diberi nama MP 3008. Amerika Serikat beserta sekutunya memakai pistol mitraliur Thompson, yaitu versi M1, yang sedikit lebih sederhana dari versi awal, dan menggunakan magazen box. Tapi pistol mitraliur Thompson masih termasuk mahal untuk diproduksi, dan pada tahun 1942 Amerika mengadopsi pistol mitraliur M3 "Grease gun", diikuti versi M3A1 pada tahun 1944. Pistol mitraliur M3 tidak lebih efektif, tapi lebih murah karena terbuat dari besi cetak. Pada akhir Perang Dunia II, pihak yang paling banyak memakai pistol mitraliur adalah Uni Soviet, bahkan ada batalyon yang hanya dipersenjatai pistol mitraliur saja. Karena ditangan seorang prajurit tak berpengalaman sekalipun, banyaknya jumlah peluru yang ditembakan bisa membuatnya sangat mematikan. Ini salah satu faktor yang nanti akan mengakibatkan dikembangkannya senapan serbu. SETELAH PERANG DUNIA II
Heckler & Koch MP7A1 Setelah Perang Dunia II, pemakaian pistol mitraliur di satuan militer mulai berkurang. Pistol mitraliur mulai digantikan oleh senapan serbu, yang merupakan penengah antara pistol mitraliur dengan senapan tempur. Dan pistol mitraliur hanya secara terbatas dipakai oleh pasukan khusus, kru tank dan pesawat, dan satuan anti-teroris.
FN P90 Pistol mitraliur masih banyak dipakai oleh satuan kepolisian dan anti-teroris, tetapi dengan dikembangkannya rompi anti-peluru yang semakin kuat dan canggih, mereka pun mulai banyak beralih memakai senapan serbu dan karabin yang lebih pendek. Tetapi pistol mitraliur juga sudah mulai berkembang, pistol mitraliur modern seperti FN P90 dan HK MP7 dibuat untuk menggunakan peluru yang merupakan campuran antara peluru pistol dengan peluru senapan laras panjang, yang diharapkan bisa memiliki daya tembus dan jangkauan yang lebih baik.